ArticlePDF AvailableAbstractKelelahan kerja kerap terjadi pada sektor formal maupun informal seperti industri konstruksi. Kelelahan kerja dapat menyebabkan menurunnya produktivitas kerja dan meningkatkannya kesalahan kerja di tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor kelelahan kerja pada pekerja konstruksi proyek Gama Land Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling sebanyak 103 pekerja. Penelitian dilaksanakan pada bulan November 2019 – Februari 2020. Variabel bebas terdiri dari beban kerja tensi digital dan pencahayaan lux meter, sementara variabel terikat adalah kelelahan kerja reaction timer. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square dengan batas kemaknaan α = 0,05. Hasil penelitian diperoleh tidak ada hubungan yang bermakna beban kerja dan pencahayaan dengan kelelahan kerja diperoleh dengan nilai p value masing-masing p=0,097 dan p=1,000 0,05. Dapat disimpulkan dengan mayoritas pekerja mengalami beban kerja kategori sedang dengan mengalami kelelahan kerja. Sebanding lurus jika, beban kerja pekerja berat maka semakin tinggi juga tingkat kelelahan yang dirasakan pekerja, sedangkan tingkat pencahayaan dominan terpenuhi dikarenakan kondisi lokasi lingkungan kerja yang terbuka dan tidak membutuhkan sumber pencahayaan bantuan selain sumber pencahayaan alami yaitu matahari maka dari itu mayoritas pekerja tidak mengalami kelelahan kerja dikarenakan pencahayaan di lingkungan kerja sudah terpenuhi. Sebaiknya bagi pekerja konstruksi agar dapat memperhatikan dirinya selama bekerja dan memberikan jeda saat merasakan indikasi kelelahan fisik serta dianjurkan untuk minum air putih atau istirahat agar tidak terjadi dehidrasi. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. Jurnal Kesehatan Global, Vol. 4, No. 1, Januari 2021 33-40Published By Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan HelvetiaARTIKEL RISETURL Artikel KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA KONSTRUKSIPROYEK GAMA LANDWork Factors In Construction Workers Gama Land ProjectZsa Zsa Dwita Sari BatubaraK, Ayu Rizky Safitri, Santy Deasy SiregarDepartemen K3, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Prima Indonesia, Medan, IndonesiaEmail Penulis Korespondensi zsazsadwitasari kerja kerap terjadi pada sektor formal maupun informal seperti industri kerja dapat menyebabkan menurunnya produktivitas kerja dan meningkatkannya kesalahankerja di tempat kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor kelelahan kerja pada pekerjakonstruksi proyek Gama Land Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan survei analitik denganpendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel yaitu total sampling sebanyak dilaksanakan pada bulan November 2019 –Februari 2020. Variabel bebas terdiridari beban kerja tensi digital dan pencahayaan lux meter, sementara variabel terikat adalahkelelahan kerja reaction timer. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan ujichi square dengan batas kemaknaan α = 0, penelitian diperoleh tidak ada hubungan yangbermakna beban kerja dan pencahayaan dengan kelelahan kerja diperoleh dengan nilai p valuemasing-masing p=0,097 dan p=1,000 > 0,05. Dapat disimpulkan dengan mayoritas pekerjamengalami beban kerja kategori sedang dengan mengalami kelelahan kerja. Sebanding lurus jika,beban kerja pekerja berat maka semakin tinggi juga tingkat kelelahan yang dirasakan pekerja,sedangkan tingkat pencahayaan dominan terpenuhi dikarenakan kondisi lokasi lingkungan kerja yangterbuka dan tidak membutuhkan sumber pencahayaan bantuan selain sumber pencahayaan alami yaitumatahari maka dari itu mayoritas pekerja tidak mengalami kelelahan kerja dikarenakan pencahayaandi lingkungan kerja sudah terpenuhi. Sebaiknya bagi pekerja konstruksi agar dapat memperhatikandirinya selama bekerja dan memberikan jeda saat merasakan indikasi kelelahan fisik serta dianjurkanuntuk minum air putih atau istirahat agar tidak terjadi kunci Kelelahan, Pencahayaan, Iklim kerja, Beban kerjaAbstractWork fatigue often occurs in the formal and informal sectors such as the constructionindustry. Improve work efficiency and increase work errors at work Gama Land in 2020. This studyuses analytic methods using cross sectional sampling technique that is a total sampling of 103workers. The study was conducted in November 2019 - February 2020. The independent variablesconsisted of workload digital tension and lighting lux meter, while the variables developed werework reaction time. Data analysis performed was univariate and bivariate with chi square test withsignificance limits α = The research results obtained there is no relationship given the workloadand lighting with work obtained with p values respectively p = and p = 1,000. Can reduce thenumber of workers who increase the weight category so the lighter the work received by comparableworkers, the workload of workers increases the level of workers in addition to lighting assistance. It isadvisable for construction workers to pay attention to themselves during work and give pause when Jurnal Kesehatan Global, Vol. 4, No. 1, Januari 2021 33-40Published By Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetiathey feel indications of physical fatigue and it is recommended to drink water or rest so thatdehydration does not Fatigue, Lighting, Working Climate, mengacu pada kondisi menurunnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatanKelelahan adalah perasaan subjektif, akan tetapi berbeda dengan kelemahan dan memiliki sifatbertahap. Tidak halnya kelemahan, kelelahan dapat diatasi dengan periode istirahat. Kelelahan dapatdisebabkan secara fisik atau mental 1. Kelelahan kerja merupakan keriteria yang kompleks yangtidak hanya menyangkut dengan penurunan kerja fisik, dan juga adanya rasa lelah, serta penurunanmotivasi, selain itu juga terjadi penurunan produktivitas kerja 2.Rasa sakit capek atau cepat lelah dikarenakan prosedur kerja dan perancangan fasilitas kerjayang kurang ergonomis, maka kondisi ini akan memberikan dampak pada hasil produktivitas kerjayang tidak opimal selain berpotensi cidera pada bagian tubuh tertentu akibat aktifitas kerja yang tidakseimbang dengan keterbatasan manusia 3.Industri konstruksi menempati peringkat pertama pekerjaan paling berbahaya di dunia, denganrisiko kecelakaan kerja fatal 5 kali lebih tinggi dan risiko cedera utama kali lebih tinggi daripadasektor manufaktur, dan kerugian yang dapat dikeluarkan akibat kecelakaan kerja dalam sector inimenghabiskan 10 milliar USD per tahun 4.Data dari Departemen Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang menunjukkan bahwajumlah kematian tenaga kerja yang meninggal dunia karena kelelahan bekerja karoshi di Jepangdalam 1 tahun terakhir mencapai kasus, mencatatkan rekor tertinggi selama ini. Kasus-kasuskematian karoshi mayoritasnya yang berhubungan dengan bidang-bidang seperti teknik, transportasi,perawatan kesehatan dan pelayanan sosial yang memang sejak lama kekurangan tenaga kerja 5.Di Indonesia sendiri, berdasarkan BPJS Ketenagakerjaan melaporkan hingga tahun 2017, angkakecelakaan kerja yaitu kasus kecelakaan kerja dengan penyebab tertinggi yaitu, kecelakaanlalu lintas saat berkendara terkait pekerjaan, atau saat menuju dan dari tempat kerja. Gejala umumkelelahan biasanya terjadi karena suatu perasaan letih yang luar biasa dan aktivitas akan menjaditerganggu serta terhambat karena munculnya kelelahan kerja tersebut 6. Sementara penelitian yangbetujuan untuk mengetahui dampak kelelahan kerja pada pekerja mengatakan bahwa 81% atau 34Tenaga Kerja Bongkar Muat Pelabuhan Tanjung Emas Semarang TKBM PTES mengalamikelelahan tingkat sedang 7. Begitu juga pada pekerja konstruksi bagian project renovasi workshopmekanik, rata-rata pekerjanya mengalami kelelahan kerja sebanyak 527,2 milidetik yaitu 90%kelelahan sedang dan 10% dengan kelelahan berat. Responden yang memiliki kelelahan kerja beratyakni responden yang melakukan kegiatan memasang membongkar scaffolding, memalu tembokdinding untuk memasang keramik kaca, dan memindahkan besi scaffolding dengan posisi kerjaberdiri, berjongkok menggunakan kedua lengan 8. Selain itu pencahayaan adalah faktor yang sangatpenting untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik dan akan memberikan kenyamanan danmeningkatkan produktivitas bagi pekerja 9.Pembangunan proyek Gama Land merupakan proyeksi terbesar dan terelite dalam ruanglingkup properti di Kota Medan. PT Selaras prima Indonesia merupakan salah satu perusahaan swastayang bergerak dalam bidang konstruksi bangunan pada pembangunan proyek perumahan Gama tanggal 2 Agustus 2019 peneliti melakukan survei awal dan diperoleh bahwa total pekerja perhari sebanyak 103 pekerja. Dari 20 responden terdapat 15% pekerja mengalami kelelahan kategoritinggi dan 85% pekerja mengalami kelelahan kategori sedang. Keluhan yang dirasakan pekerja seperti Jurnal Kesehatan Global, Vol. 4, No. 1, Januari 2021 33-40Published By Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetiakelelahan, sakit kepala, nyeri di beberapa anggota bagian tubuh yaitu, pinggang dan punggung, sertadehidrasi akibat dari kelelahan tersebut hingga mengalami kecelakaan kerja seperti tertusuk pakuyaitu bapak berumur 62 tahun, tergores yaitu bapak berumur 53 tahun, tertimpa material yaitu bapakberumur 17 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang dapat mempengaruhikelelahan pada pekerja konstruksi proyek Gama Land Deli Serdang tahun menggunakan metode analitik kuantitatif dengan rancangan cross sectional,dengan kelelahan kerja sebagai variabel dependen. Variabel beban kerja dan pencahayaan sebagaivariabel independen. Penelitian ini dilakukan di proyek Gama Land pada bulan November tahun 2019sampai Februari 2020. Populasi pada penelitian ini yaitu semua pekerja konstruksi proyek GamaLand sebanyak 103 orang, dengan menggunakan teknik total sampling. Adapun alat dalampengumpulan data primer yang digunakan peneliti yaitu, reaction timer untuk pengukur kelelahankerja, tensi digital untuk mengukur beban kerja, lux meter yaitu untuk mengukur pencahayaan dilingkungan kerja. Pengukuran variabel menggunakan alat ukur yang sudah teruji sesuai standar yangmana kami memakai jasa pengukuran sampel oleh Balai K3 Medan, seperti alat kelelahanmenggunakan Reaction Timer Waktu Reaksi dengan Standar hasil pengukuran kelelahan yaituNormal waktu reaksi 150,0 –240,0 mili detik, Kelelahan Kerja Ringan KKR Waktu reaksi >240,0 - 580,0 mili detik. Beban Kerja menggunakan alat ukurTensi Digital, untuk mengukur beban kerja dilakukan dengan menggunakan metode %CVLcardiovascular load. Yaitu %CVL=100×denyut nadi kerja-denyut nadi istirahat/denyut nadimaksimum-denyut nadi istirahat. Data mengenai pencahayaan lingkungan kerja didapatkan denganmelakukan pengukuran langsung yang menggunakan alat ukur yaitu Lux Meter akan dibandingkandengan sesuai standar Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer1405/MENKES/SK/XI/2002 dengan intensitas cahaya di ruang kerja minimal 100 lux. Analisis datadalam penelitian ini menggunakan Analisis Univariate dan Bivariate dengan menggunakan uji Chisquare yang besar alfa yang telah ditentukan adalah 0,05 α = 5% dengan interval kepercayaan CI =95%HASILAnalisis UnivariatBerdasarkan tabel 1, dari 103 responden menunjukkan bahwa mayoritas responden beradapada kelompok umur 17 - 30 tahun sebanyak 74,8% dengan masa kerja 1 bulan - 15 tahun sebanyak97%. Sedangkan minoritas responden berada pada kelompok umur 31 - 68 yaitu sebanyak 25,2%dengan masa kerja16 tahun - 30 tahun sebanyak 3%.Tabel Frekuensi Karakteristik RespondenMasa Kerja1 bulan –15 tahun16 tahun –30 tahun Jurnal Kesehatan Global, Vol. 4, No. 1, Januari 2021 33-40Published By Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan HelvetiaBerdasarkan tabel 2 dari 103 responden menunjukkan bahwa mayoritas responden mengalamikelelahan ringan 54,4%, beban kerja sedang 73,8%, jumlah pencahayaan yang terpenuhi 87,4%.Sedangkan minoritas responden mengalami kelelahan berat 8,7%, beban kerja ringan 8,7%, danjumlah pencahayaan tidak terpenuhi 12,6%. Tabel Frekuensi Responden Berdasarkan Kelelahan Kerja, Beban Kerja, dan PencahayaanKelelahan KerjaNormalKelelahan RinganKelelehan SedangKelelahan BeratBeban KerjaRinganSedangAgak BeratPencahayaanPencahayaan TerpenuhiPencahayaan Tidak TerpenuhiAnalisis BivariatBerdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa pekerja yang mengalami kelelahan kerja denganbeban kerja ringan sebanyak 6 orang 5,8%, sedang sebanyak 67 orang 65% dan agak beratsebanyak 15 orang 14,5%. Sedangkan, responden yang tidak mengalami kelelahan kerja padakategori beban kerja ringan sebanyak 3 orang 2,9%, sedang 9 orang 8,7%, dan agak berat 3 orang2,9%.Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa nilai p-value = 0,097 p>0,05, dapatdisimpulkan H0diterima dan Haditolak, yang artinya tidak ada hubungan beban kerja dengankelelahan di PT SPI proyek Gama Land, Deli tabel 3 menunjukkan bahwa pekerja yang mengalami kelelahan kerja denganpencahayaan terpenuhi sebanyak 77 orang 74,7%, pencahayaan tidak terpenuhi sebanyak 11 orang10,6%. Sedangkan, responden yang tidak mengalami kelelahan kerja dengan pencahayaan terpenuhisebanyak 13 orang 12,6% dan dengan pencahayaan tidak terpenuhi sebanyak 2 orang 1,9%.Hasil analisis data menggunakan uji chi-square diperoleh nilai p= 1,000 p>0,05, artinya H0diterima dan Haditolak maka dapat disimpulkan bahwa pencahayaan tidak memiliki hubungan yangbermakna dengan kelelahan kerja pada proyek Citra Gama Land di PT. Selaras Prima Beban Kerja dan Pencahayaan dengan Kelelahan Kerja Jurnal Kesehatan Global, Vol. 4, No. 1, Januari 2021 33-40Published By Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan HelvetiaPencahayaanTidakTerpenuhiPEMBAHASANHubungan Beban Kerja dengan Kelelahan KerjaPekerjaan konstruksi merupakan pekerjaan yang mengandalkan kekuatan fisik dalammenjalankan pekerjaannya. Untuk memperoleh hasil beban kerja dapat diperoleh dengan mengukurdenyut nadi pekerja yang dinyatakan dalam satuan/menit. Beban kerja dalam penelitian ini dibagimenjadi menjadi 4 kategori, yaitu ringan, sedang, agak berat, berat, dan sangat umum beban kerja dapat dibedakan secara kuantitatif dan kualitatif. Beban kerjakuantitatif adalah seseorang bekerja dalam jumlah banyak sesuai dengan waktu yang telah beban kerja kualitatif yaitu seseorang bekerja dengan tugas-tugas yang repetitif, berbagaijenis, dan memiliki konstruksi merupakan jenis beban kerja kualitatif. Pekerjadengan beban kerja sedang dominan berusia produktif 10.Beban kerja dan tuntutan kerja akan dipengaruhi oleh berbagai faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi beban kerja yaitu tugas-tugas, organisasi kerja, lingkungan kerjabaik lingkungan kerja fisik, kimiawi, biologis, dan psilologis, sedangkan faktor internal yangmempengaruhi beban kerja yaitu faktor somatis dan faktor psikis. Pada beban kerja fisik diperlukankerja otot, jantung, dan paru, sehingga jika beban kerja fisik tinggi maka kerja otot, jantung, dan paruakan semakin tinggi juga, begitu pula sebaliknya 11.Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Arifin, yang menyatakan adanya hubunganbeban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja konstruksi proyek Nipah Mall Makassar Tahun2017, serta menurut penelitian Yunus et al 12, menunjukkan ada hubungan antara beban kerjadengan kelelahan kerja dengan menggunakan uji korelasi di bagian produksi Pabrik Kayu LapisYogyakarta. Tetapi hasil penelitian ini sejalan dengan Nikky et al 13 dimana tidak terdapathubungan beban kerja dengan kelelahan kerja pabrik PT. Kalla Kakao Industri Tahun observasi oleh peneliti, terlihat secara langsung beban kerja pekerja konstruksi pada saatbekerja tidak berat atau sedang, yang mana pekerja terlihat santai dan tidak diburu-buru oleh mandoruntuk melaksanakan pekerjaannya, dikarenakan mereka lebih banyak menerapkan sistem borongandaripada upah harian, yang artinya pekerja tidak selalu dikejar dengan target dalam satu harimelainkan pencapaian target per ringannya beban kerja yang diterima oleh seorang tenaga kerja dapat digunakan untukmenentukan berapa lama seorang tenaga kerja itu dapat melakukan aktivitas pekerjaannya yang sesuaidengan kemampuan atau kapasitas kerja yang bersangkutan. Dimana semakin besar beban kerjaseseorang, maka akan semakin pendek waktu kerja seseorang untuk bekerja tanpa kelelahan dangangguan fisiologis yang berarti atau sebaliknya 14.Beban kerja yang terlalu tinggi juga dapat berakibat kurang senangnya pada pekerja terhadappekerjaannya. Jika beban kerja terlalu rendah, akan berakibat pada kemampuan pekerja yang tidakdipergunakan secara maksimal. Beban kerja terlalu rendah juga berakibat timbulnya kebosanan,kehilangan kepedulian dan berkurangnya kepekaan terhadap lingkungan sekitar 15 Disimpulkanbahwa semakin sedikit pekerja yang mengalami kelelahan kategori berat maka semakin ringan beban Jurnal Kesehatan Global, Vol. 4, No. 1, Januari 2021 33-40Published By Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetiakerja yang dirasakan oleh pekerja sebanding lurus jika, beban kerja yang dirasakan pekerja berat makasemakin tinggi juga tingkat kelelahan yang akan dialami oleh Pencahayaan dengan Kelelahan KerjaPencahayaan yang kurang dari NAB dapat menjadi beban tambahan bagi pekerja, sehinggadapat menimbulkan gangguan performance penampilan kerja yang akhirnya dapat memberikanpengaruh terhadap kesehatan dan keselamatan kerja pada pekerja itu sendiri 16.Kurangnya pencahayaan di lingkungan kerja merupakan salah satu penyebab kelelahan fisikdan mental bagi para karyawan atau pekerja. apabila pencahayaan di suatu tempat kerja kurang, makadapat menyebabkan adanya perasaan tidak nyaman, sakit mata, kelelahan yang cepat timbul dan rasapening kepala bagi pekerja 17. Pencahayaan yang cukup dapat meningkatkan produktivitas sebesar10-50% dan dapat mengurangi tingkat kesalahan kerja sebesar 30-60% 18.Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Odi et al 19 yaitu, hasil analisis denganmenggunakan uji Chi Square diperoleh dengan tidak ada hubungan antara pencahayaan dengankelelahan pada penjahit di Kampung Solor Kupang yang diberikan oleh peneliti yaitu, pekerja yang mendapatkan pencahayaan yangterpenuhi 74 orang 74,7% lebih banyak dari pada mendapatkan pencahayaan yang tidak terpenuhisebanyak 11 orang 10,6% dikarenakan kondisi lokasi lingkungan kerja yang terbuka dan tidakmembutuhkan sumber pencahayaan bantuan selain sumber pencahayaan alami yaitu matahari. Tahappembangunan pada saat peneliti melakukan penelitian yaitu banyaknya bangunan konstuksi yangbelum rampung atau pada saat proses pemasangan atap dilantai 2 untuk itu pekerja langsung terpaparsumber pencahayaan alami. Untuk di lantai 1 beberapa rumah yang sudah rampung memilikiminimnya pencahayaan, dikarenakan kurangnya sumber pencahayaan alami yang dapat masukkedalam bangunan konstuksi dan tidak adanya pencahayaan tambahan yang terdapat di dari asumsi peneliti tersebut, dengan pencahayaan yang sudah terpenuhi makatenaga kerja akan melaksanakan pekerjaan lebih mudah dan cepat sehingga produktivitas diharapkannaik serta dapat mencegah terjadinya kelelahan kerja hingga kecelakaan kerja, sedangkan peneranganburuk akan dapat berakibat kelelahan mata dan berkurangnya daya efisiensi kerja, kelelahan mental,keluhan pegal sekitar mata, kerusakan indera mata 20.KESIMPULANKesimpulan penelitian ini menujukkan bahwa tidak adanya hubungan yang bermakna darikedua faktor beban kerja dan pencahayaan dengan kelelahan kerja di PT. SPI proyek citra gama land,Deli TERIMA KASIHUcapan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada PT. Selaras Prima Indonesia yang telahmemberikan kesempatan bagi peneliti untuk dapat melangsungkan penelitian dan mengarahkanpeneliti dalam proses pengambilan PUSTAKA1. Arifin A setiawan. Faktor yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja pada PekerjaKonstruksi Proyek Nipah Mall Kota Makassar Tahun 2017. [Skripsi]. Universitas HasanuddinMakassar; Mahardika P. Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja PengisianTabung Depot LPG PT. Pertamina Persero Mor VII Makassar Tahun 2017. [Skripsi].Universitas Hasanuddin Makassar; 2017. Jurnal Kesehatan Global, Vol. 4, No. 1, Januari 2021 33-40Published By Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia3. Leo, Tedy Dian Pradana ET. Analisis Risiko Postur Kerja dengan Metode Owas pada PekerjaNursery Di Sanggau Tahun 2018. J Kesehat Masy Khatulistiwa. 2018;64157– Ramdan IM, Handoko HN, Mulawarman. Kecelakaan Kerja pada Pekerja Konstruksi Informaldi Kelurahan “ X ” Kota Samarinda. Media Kesehat Masy Indones. 2016;1211– Demetriou D. “Death From Overworking” Claims Hit Record High in Japan. The Tokyo; BPJS Ketenagakerjaan. Angka Kecelakaan Kerja Cenderung Meningkat, BPJSKetenagakerjaan Bayar Santunan Rp1,2 Triliun. Jakarta Departemen Tenaga KesehatanKerja; Medianto D. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja pada Tenaga KerjaBongkar Muat TKBM di Pelabuhan Tanjung Emas Semarang. [Skripsi]. UniversitasMuhammadiyah Semarang; Widjasena B, Ekawati E. Hubungan Beban Kerja Fisik Manual dan Iklim Kerja terhadapKelelahan Pekerja Konstruksi Bagian Project Renovasi Workshop Mekanik. J Kesehat Guntur B, Putro GM. Analisis Intensitas Cahaya pada Area Produksi terhadap Keselamatandan Kenyamanan Kerja Sesuai dengan Standar Pencahayaan. OPSI –J Optimasi Sist Tanjung H, Rachmalia NY. Pengaruh Kelelahan Kerja dan Beban Kerja terhadap KomitmenOrganisasional pada Petugas Pemadam Kebakaran Kabupaten Aceh Tengah. In KebaruanDan Kode Etik Penelitian. Medan Ekonomi Dam Bisnis Universitas MuhammadiyahSumatera Utara; 2019. p. 95– Maharja R. Analisis Tingkat Kelelahan Kerja Berdasarkan Beban Kerja Fisik Perawat diInstalasi Rawat Inap RSU Haji Surabaya. Indones J Occup Saf Heal. 2015;41 Yunus FI y, Sumekar A, Anisah N. Hubungan Sikap Kerja Berdiri dan Beban Kerja Fisikdengan Kelelahan Kerja pada Pekerja di Bagian Produksi Pabrik Kayu Lapis Yogyakarta. JFormil Forum Ilmiah Kesmas Respati. 2019;42151– Nyky Asriyani, Siti Rabbani Karimuna NNJ. Faktor yang Berhubungan dengan TerjadinyaKelelahan Kerja pada Pekerja PT. Kalla Kakao Industri Tahun 2017. Jimkesmas J Ilm MhsKesehat Masy. 2017;261– Starizky O, Ekawati E, Jayanti S. Hubungan antara Beban Kerja dan Iklim Kerja denganKelelahan Kerja pada Pekerjaan Pengukuran Tanah Menggunakan Alat Teodolit. J KesehatMasy. 2016;43549– Estu Triana, Ekawati IW. Hubungan Status Gizi, Lama Tidur, Masa Kerja dan Beban Kerjadengan Kelelahan Kerja pada Mekanik Di Pt X Plant Jakarta. J Kesehat Masy. 2017;55146– Dongka RH. Analisis Implementasi K3 pada Laboratorium Praktek Instalasi Listrik di SMKNegeri 2 Luwu dan Smk Negeri 6 Luwu. CIRCUIT J Ilm Pendidik Tek Elektro. 2019;32 Sabaruddin EE, Abdillah Z. Hubungan Asupan Energi, Beban Kerja Fisik, dan Faktor Laindengan Kelelahan Kerja Perawat. J Kesehat. 2020;102107– Erniwati Ibrahim, Syamsuar Manyullei S. Kajian Illuminati pada Laboratorium Teknik GrafikaPolimedia Jakarta terhadap Standar Kesehatan Kerja Industri K3. J Nas Ilmu Odi KD, Purimahua SL, Ruliati LP. Hubungan Sikap Kerja, Pencahayaan dan Suhu terhadap Jurnal Kesehatan Global, Vol. 4, No. 1, Januari 2021 33-40Published By Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan HelvetiaKelelahan Kerja dan Kelelahan Mata pada Penjahit di Kampung Solor Kupang 2017;141 Setiawan D. Analisis Kelelahan Mata Pekerja Sebelum dan Sesudah Bekerja pada IntensitasPenerangan dibawah Standar di Ruangan Office PT. Buma Jobsite Adaro. [Skripsi].Universitas Sebelas Maret; 2010. Fayza Nawang Darma PutraRezania AsyfiradayatiPerformance is a measuring tool for achieving organizational goals. There are several elements that affect employee performance, including lack of commitment, lack of desire, lack of discipline, and the heavy workload given by the employer. factors affecting employee performance. The factors that influence performance are individual factors, psychological factors and organizational environmental factors. Work facilities and company rules including overtime here are very important so that employees feel comfortable at work including avoiding work fatigue. This study aims to identify factors related to employee performance at PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. In this study using purposive sampling method. There is a significant relationship between age and the performance of employees in the yarn production department at Indah Printing Textile Surakarta. There is a significant relationship between gender and the performance of employees in the yarn production department at PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. There is no relationship between length of service and employee performance in the yarn production department at PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. There is a significant relationship between work fatigue and the performance of employees in the yarn production section at Indah Printing Textile HubaybahM Ichbat Fadli Azim Budi AswinIsmi Nurwaqiah IbnuWork fatigue is a problem that must be prioritized, work fatigue is the second contributor to the number of work accidents after traffic accidents. The high number of informal workers allows high accidents in the purpose of this study is to discuss the factors that influence fatigue in informal sector workers. This research is a descriptive study with a systematic review method. The literature search strategy uses a prism flow chart, and inclusion and exclusion criteria. The databases used include PubMed, DOAJ, Science Direct, Taylor and Francis, and Google Scholar. Of the 25 articles, all of them used cross-sectional research. The average type of informal work obtained from the 25 articles is labor. Overall, the journal articles obtained discuss the factors that affect work fatigue in informal sector workers. Age, nutritional status, workload were found to affect work fatigue in informal sector workers. Meanwhile, working period, working hours and work environment were not found to be related to the incidence of CTS in informal sector Elviany SabaruddinZahroh AbdillahKelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Tujuan penelitian ini adalah diketahui persentase kelelahan kerja tinggi dan dibuktikan adanya hubungan kelelahan kerja perawat dengan asupan energi,beban kerja fisik, pencahayaan, psikososial dan masa kerja di RSIA Kenari Graha Medika Cileungsi Bogor tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian analitik kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional. Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh karyawan RSIA Kenari Graha Medika Cileungsi Bogor yang berjumlah 154 orang dan yang menjadi sampel yaitu perawat berjumlah 35 orang dan pengambilan sampel dilakukan secara purposive. Melakukan wawancara dengan menggunakan kuesioner dari International Fatigue Research Commite IFRC untuk mendapatkan data kelelahan kerja, kuesioner untuk mendapat kandata psikososial, asupan kalori dikumpulkan dengan melakukan metode food recall- 24 jam, pengukuran beban kerja fisik dengan stop watch dan pengukuran intensitas pencahayaan dengan lux meter. Uji statistic untuk menganalisis korelasi antara variable independen dan variable dependen menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini membuktikan adanya hubungan yang bermakna antara kelelahan kerja dengan beban kerja, pencahayaan dan psikososial. Beberapa saran bagi rumah sakit diantaranya menyesuaikan jumlah ketenagakerjaan perawat sesuai metode perhitungan seperti Metode Gillies, memberikan tunjangan atau insentif kepada perawat sesuai kebijakan rumah sakit, memberikan reward bagi perawat teladan serta mengganti dan melakukan perawatan pada lampuKata kunci Kelelahan Kerja, Asupan Energi, Beban Kerja Fisik ABSTRACTFatigue is a mechanism for protecting the body to avoid further damage resulting in recovery after rest. The purpose of this study is to know the percentage of high work fatigue and proven thecorrelation in nurse work fatigue based on energy intake,physical workload, lighting, psychosocial and years of work at RSIA Kenari Graha Medika Cileungsi Bogor in 2019. This research was quantitative analytical with cross-sectional population was the entire employee of RSIA Kenari Graha Medika Cileungsi Bogorwas 154 employees and samplewas35 nurses that taken by purposive sampling method. The work fatigue data were gathered by conducting interviews by using questionnaires from International Fatigue Research Commite, using questionnaires to get psychosocial data, the calory intake data were gathered by conducted a food recall 24 hours method, physical workload measurements with stopwatch and lighting intensity measurements with lux meter. A statisctic test was used to analyze the correlation between independent variables and dependent variable is chi square test. The results of this study prove that there were significant differences in work fatigue based on workload, lighting and psychosocial. Some suggestions for hospitals include adjusting the number of nurses in accordance with calculation methods such as the Gillies Method, providing benefits or incentives to nurses according to hospital policies, giving rewards to exemplary nurses and replacing and maintaining Work Fatigue, Energy Intake, Physical WorkloadPekerja Nursery merupakan kelompok kerja yang berisiko tinggi terhadap keluhan MSds. Pola kerja yang tidak benar, fasilitas kerja yang tidak sesuai, dan faktor lingkungan kerja yang kurang mendukung, Akan berdampak terhadap produktivitas, efisiensi dan efektivitas pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Data dari Bureau of Labor Statistics USA 2015 Gangguan Musculuskeletal MSDs, seperti keseleo atau ketegangan akibat kegiatan berlebihan. Mengangkat menyumbang 31% kasus dari total kasus untuk semua pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko ergonomi kerja dan keluhan ototo kuesioner NBP pada pekerja nursery di Jenis Penelitian ini adalah Deskriptif dengan cara observasi secara langsung. Sampel Penelitian ini sebanyak 46 pekerja dengan dilakukan teknik total sampling. Hasil Penelitian Menunjukkan Frekuensi janggal > 2x/menit sebesar 41 orang 89,1%, Normal≤ 2x/menit sebesar 5 orang. Durasi janggal > 10 detik sebesar 26 orang 56,5%, ≤ 10 detik sebesar 20 orang 43,5%. Tingkat Keluhan MSDs Rendah 29-49 14 orang 30,4%, Sedang 50-70 18 orang 39,1%, tinggi 71-91 12 orang 26,1%, sangat tinggi 92-112 2 orang 4,3%. Tingkat Risiko Postur kerja,Normal 2 orang 4,3%, Sedang 17 orang 37%, Tinggi 9 orang 19,6% dan Sangat Tinggi 18 orang 39,1%. Disarankan kepada perusahaan untuk dilakukan perbaikkan peralatan kerja dan merancang desain stasiun kerja yang lebih Ida y YunusAriana SumekarNur AnisahKelelahan kerja merupakan permasalahan yang umum di tempat kerja yang sering kita jumpai pada tenaga kerja. Hasil penelitian masih ditemukan kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Hal ini masih di sebabkan beberapa hal, diantaranya sikap kerja berdiri yang tidak ergonomis serta beban kerja fisik yang berlebihan. Apabila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan kecelakaan pada pekerja itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap kerja berdiri dan beban kerja fisik dengan kelelahan kerja pada pekerja dibagian produksi Pabrik Kayu Lapis Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di Pabrik Kayu Lapis Yogyakarta. Sampel diambil dengan metode purposive samplingdengan jumlah sampel 67 pekerja. Pengambilan data dengan mengukuran denyut nadi, kuesioner dan lembar observasi Rapid Entry Body Assesment REBA. Data diolah dan dianalisis menggunakan uji kolerasi spearman rank dengan tingkat kemaknaan p<0,05. Hasil penelitian didapatkan bahwa sikap kerja berdiri pekerja dibagian produksi Pabrik Kayu Lapis Yogyakarta yang memiliki risiko sedang 19,4%, tinggi 77,6% dan sangat tinggi 3,0%. Beban kerja fisik pekerja dibagian produksi Pabrik Kayu Lapis Yogyakarta yang memiliki beban kerja fisik rendah sebanyak 76,1% dan sedang sebanyak 23,9%. Kelelahan kerja pekerja dibagian produksi Pabrik Kayu Lapis Yogyakarta yang memiliki kategori lelah 46,3% dan sangat lelah 53,7%. Kesimpulannya tidak ada hubungan antara sikap kerja berdiri dengan kelelahan kerja pada pekerja dibagian produksi Pabrik Kayu Lapis Yogyakarta p=0,823. Ada hubungan antara beban kerja fisik dengan kelelahan kerja pada pekerja dibagian produksi Pabrik Kayu Lapis Yogyakarta p=0,003Bobby GunturGunawan Madyono PutroKeselamatan dan kenyamana kerja merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, salah satunya adalah pencahayaan ruangan. Intensitas cahaya adalah banyaknya cahaya ada pada suatu luas permukaan, merupakan aspek lingkungan fisik yang sangat penting untuk keselamatan dan kenyamanan kerja. Dalam penelitian ini menggunakan metode ergonomi dengan tujuan menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh menteri kesehatan pada tiap area sesuai dengan jenis kegiatan yang ada. Pengambilan data menggunakan alat pengukur cahaya yaitu luxmeter dan menentukan tingkat pencahayaan ruangan yang standar sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Dari hasil pergukuran langsung intensitas cahaya pada masing-masing area produksi dengan menggunakan luxmeter bahwa area produksi mendapatkan pencahayaan yang tertinggi yaitu 236 lux, namun masih tidak sesuai standar yang di tentukan oleh menteri kesehatan yaitu 300 lux. Oleh karena itu intensitas cahaya diseluruh area produksi untuk saat ini masih kurang baik bagi keamanan dan kenyamanan pekerja. Untuk meningkatkan intensitas cahaya pada area produksi agar dapat memenuhi standar pencahayaan yaitu 300 lux maka setiap area produksi diperlukan penambahan jumlah lampu atau penggantian jenis lampu di setiap area MaharjaNurses are working with high expectation, especially nurses at inpatient care unit are. They are to always be ready to provide health treatment to the patients for 24 hours for 7 days. This high expectation may affect and inflicting fatigue on them. Work fatigue is a condition of activity, motivation and physical exhaustion. If nurses don’t take a rest, it can accumulated work fatigue eventually drops the health condition of the nurse off. This research aims to analyze level of work fatigue based on physical workload of the nurses in Inpatient Care Unit of RSU Haji Surabaya. This observational descriptive study applied cross-sectional study design. The research was conducted nurses at ward IIIC and IVC. The respondents are 27 nurses with following the criteria of this. The research applied Kruskal Wallis test to find out the variety of the work fatigue level based on physical workload and Spearman correlation test to find out the relationship between physical workload and work fatigue. The result showed that several characteristics of most of the respondents were aged between 30 and 49 years old, female, had been working for more than 5 years, married, normal nutritional status, and low calorie intake. The result also showed the average workload and the nurses might experience moderate work fatigue. The result of inter-variables correlations indicated there were correlation between physical workloads and work fatigueand there are varieties of the work fatigue based on the physical workload. Keywords nurse, physical workload, work fatigueRahmad Hidayat DongkaAbstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1 implementasi K3 dilihat dari sisi kondisi fisik laboratorium, 2 impelentasi K3 dilihat dari pengunaan peralatan praktek. Penelitianiniadalahpenelitian laboratorium dan analisis deskriptif. Hasilpenelitianmenunjukkanbahwa1 kondisi fisik laboratorium praktek instalasi listrik SMKN 2 Luwu dan SMKN 6 Luwu termasuk dalam kategori Kurang berdasarkan indikator pencahyaan suhu ruangan, kondisi ruangan, 2 pengunaan peralatan praktek instalasi listrik SMKN 2 Luwu dan SMKN 6 Luwu termasuk dalam kategori kurang, indikator persiapan, pengambilan, pengunanan, penyimpanan, perawatan. Kata KunciLaboratorium,Peralatan PraktekThe discomfort of work environment which is caused by temperature will affect a worker to complete his or her job. For lack of attention to work place adjusment, position, and work equipment will certanly cause problems dealing with occupational desease. Job that have a need of accuracy without unequal to lighting, have the impact to eye fatigue. This study was aimed to find out the relationship of attitude to work, lighting, and temperature towards work fatigue and eye fatigue at tailors in Kampung Solor Kupang 2017. The type of this research was an analytic survey with cross sectional approach. The number of population was 34 tailors with the total sample 34 tailors who spread in 16 of stitch. In analising the data, the researcher used chi square with significant correlation to work fatigue, p value =0,011. Work attitude had significant correlation to eye fatigue with p value=0,037, lighting had no significant correlation to work fatigue with p value=0,683, lighting had correlation with eye fatigue p value =0,045, temperature had significant relation to work fatigue by p value=0,023 and it had no correlation to eye fatigue by p value =0, Kerja pada Pekerja Konstruksi Informal di Kelurahan " X " Kota SamarindaI M RamdanH N HandokoRamdan IM, Handoko HN, Mulawarman. Kecelakaan Kerja pada Pekerja Konstruksi Informal di Kelurahan " X " Kota Samarinda. Media Kesehat Masy Indones. 2016;121 From Overworking" Claims Hit Record High in Japan. The TelegraphD DemetriouDemetriou D. "Death From Overworking" Claims Hit Record High in Japan. The Telegraph. Japan Tokyo; Kecelakaan Kerja Cenderung Meningkat, BPJS Ketenagakerjaan Bayar Santunan Rp1,2 Triliun. Jakarta Departemen Tenaga Kesehatan KerjaBpjs KetenagakerjaanBPJS Ketenagakerjaan. Angka Kecelakaan Kerja Cenderung Meningkat, BPJS Ketenagakerjaan Bayar Santunan Rp1,2 Triliun. Jakarta Departemen Tenaga Kesehatan Kerja; 2019.
Iklimmikro dipengaruhi oleh faktor-faktor: - Orientasi bangunan - Ventilasi (lubang-lubang pembukaan di dalam ruang untuk masuknya penghawaan) - Sun shading (penghalang cahaya matahari) - Pengendalian kelembaban udara - Penggunaan bahan-bahan bangunan - Bentuk dan ukuran ruang - Pengaturan vegetasi DAFTAR PUSTAKA
JawabanKarena jika iklim dan cuaca buruk maka pekerjaan konstruksi akan ikut terlambat namun sebaliknya jika iklim dan cuaca baik maka pekerjaan konstruksi akan cepat selesai PenjelasanJadiin jawaban tercerdas y ak butuh soalnya Jng lupa follow kalau aku follow follow aku ya JawabanMempengaruhi kondisi tanah yang menyebabkan tanah tidak stabilPenjelasanJadikan jawaban terbaik / Jawaban tercedas " No Maksa"SEMOGA BERMANFAATYou have to be enthusiastic, even if you just study at homeJangan lupa untuk follow ya teman-teman
Berikutadalah ulasan beberapa cara mencegah banjir, yaitu : 1. Membuang Sampah Pada Tempatnya. Bukan hal yang baru kita ketahui, bahwa sampah menjadi salah satu penyebab banjir. Orang-orang yang tidak bertanggung jawab membuang sampah di jalanan dan terbawa masuk ke gorong-gorong.
Abstract Risiko hujan menimbulkan kendala pada proyek konstruksi yang dapat menyebabkan adanya kehilangan waktu kerja. Pada umumnya, klausul kontrak memberikan kompensasi berupa perpanjangan waktu untuk kondisi cuaca yang tidak normal dan tidak dapat diantisipasi sebelumnya. Meskipun demikian, hal tersebut tidak menghalangi kontraktor untuk menjadikan kehilangan waktu kerja akibat hujan sebagai salah satu penyebab keterlambatan proyek untuk memperoleh perpanjangan waktu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketentuan kontrak tentang risiko hujan, dampak risiko hujan terhadap pekerjaan konstruksi, dan kendala yang disebabkan oleh hujan pada proyek kontruksi. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada pemilik dan kontraktor yang berada di Surabaya. Hasil yang diperoleh diolah dengan Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan di dalam kontrak jarang terdapat klausul khusus yang mengatur tentang risiko hujan. Kontraktor dan pemilik proyek telah mengetahui adanya risiko hujan dari tahap perencanaan. Kontraktor memiliki persiapan agar pelaksanaan proyek tidak terganggu oleh adanya kehilangan waktu kerja akibat hujan. Kontraktor dan pemilik proyek menyatakan bahwa pekerjaan dengan dampak risiko hujan yang besar adalah pekerjaan basement dan kendala akibat hujan yang paling sering terjadi adalah berkurangnya produktivitas tenaga kerja. Dengan demikian, pengaturan risiko hujan dalam kontrak dapat diterapkan pada jenis proyek yang memiliki dampak risiko hujan yang besar untuk menghindari perselisihan kontraktor dengan pemilik proyek..